Di DELAPANTOTO tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan daya beli masyarakat yang cenderung menurun, salah satu produsen ban dalam negeri, FDR, justru mengungkapkan bahwa penjualan ban motor mereka tetap stabil, bahkan masih menunjukkan tren positif.
Menurut pihak FDR, kebutuhan akan ban motor tidak banyak terpengaruh oleh gejolak ekonomi karena sifatnya yang masuk kategori kebutuhan rutin. Penggantian ban tidak bisa ditunda terlalu lama, terutama bagi pengguna aktif seperti ojek online, kurir, hingga masyarakat umum yang menggunakan motor setiap hari.
Ban Motor: Produk Otomotif yang Tetap Dicari
FDR mencatat bahwa konsumen saat ini lebih selektif dalam memilih ban, tetapi tetap memprioritaskan keamanan, daya cengkeram, dan umur pakai. Hal inilah yang membuat produk mereka tetap diminati, apalagi dengan berbagai varian seperti Blaze RS, MP76, Genzi Pro, hingga MP Tourer yang ditujukan untuk segmen berbeda — mulai dari motor bebek, skutik harian, hingga skutik besar dan motor sport ringan.
Adaptasi Harga dan Produk
Menghadapi tekanan inflasi dan fluktuasi biaya bahan baku, FDR tetap berusaha menjaga harga tetap kompetitif. Selain itu, mereka juga terus berinovasi menghadirkan produk baru dengan performa lebih baik namun harga tetap terjangkau. Strategi ini dinilai cukup efektif untuk menjaga loyalitas pelanggan dan menarik konsumen baru.
Distribusi Luas dan Ketersediaan Suku Cadang
Salah satu faktor penting yang membuat penjualan tetap laris adalah jaringan distribusi FDR yang luas, baik melalui toko fisik maupun platform daring. Ketersediaan produk di berbagai kota dan kemudahan mendapatkannya menjadi nilai tambah tersendiri di mata konsumen.
Kesimpulan
Walau kondisi ekonomi belum sepenuhnya membaik, FDR tetap mencatat penjualan ban motor yang kuat. Hal ini membuktikan bahwa sektor komponen kendaraan, terutama yang bersifat habis pakai seperti ban, tetap punya ceruk pasar tersendiri yang tidak mudah goyah. Selama terus menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen, ban motor akan tetap jadi produk yang “laris manis” — bahkan di saat ekonomi sedang lesu.
Sumber: janjipttogel.my.id